1.

وَالصَّافَّاتِ صَفًّا

Wassaaaffaati saffaa
Arti:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf,
Tafsir:
Bila pada akhir Surah Yàsìn Allah menjelaskan keesaan dan kekuasaan-Nya pada hari Kiamat, pada permulaan surah ini Allah menegaskan bukti kekuasaan-Nya di alam raya. Demi rombongan malaikat yang berbaris bersaf-saf dengan rapi dalam melaksanakan tugas dan perintah Allah;

2.

فَالزَّاجِرَاتِ زَجْرًا

Fazzaajiraati zajraa
Arti:
demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh,
Tafsir:
Demi rombongan malaikat yang mencegah dengan sungguh-sungguh pelaku tindakan menyimpang, dalam rangka menegakkan aturan dan keseimbangan alam;

3.

فَالتَّالِيَاتِ ذِكْرًا

Fattaaliyaati Zikra
Arti:
demi (rombongan) yang membacakan peringatan,
Tafsir:
Demi rombongan malaikat yang membacakan ayat-ayat yang berisi peringatan dan pelajaran yang agung,

4.

إِنَّ إِلَٰهَكُمْ لَوَاحِدٌ

Inna Illaahakum la Waahid
Arti:
sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa.
Tafsir:
Sungguh, Tuhanmu yang berhak disembah benar-benar Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya baik dalam pekerjaan maupun sifat-Nya.

5.

رَّبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْمَشَارِقِ

Rabbus samaawaati wal ardi wa maa bainahumaa wa Rabbul mashaariq
Arti:
Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari.
Tafsir:
Dialah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan yang menciptakan tempat-tempat terbitnya matahari, bulan, bintang, planet, dan benda langit lainnya.

6.

إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ

Innaa zaiyannas samaaa 'ad dunyaa bizeenatinil kawaakib
Arti:
Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia (yang terdekat), dengan hiasan bintang-bintang.
Tafsir:
Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia yang terdekat dengan bumi dengan hiasan bintang-bintang dan planet-planet yang begitu indah.

7.

وَحِفْظًا مِّن كُلِّ شَيْطَانٍ مَّارِدٍ

Wa hifzam min kulli Shaitaanim maarid
Arti:
Dan (Kami) telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka,
Tafsir:
Dan Kami telah menjadikan bintang-bintang itu sebagai pelindung langit yang menjaganya dari setiap setan yang durhaka yang hendak mencuri dengar kabar-kabar masa depan.

8.

لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَىٰ وَيُقْذَفُونَ مِن كُلِّ جَانِبٍ

Laa yassamma 'oona ilal mala il a'alaa wa yuqzafoona min kulli jaanib
Arti:
mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru,
Tafsir:
Dengan adanya penjagaan ketat terhadap setan-setan durhaka itu, mereka tidak dapat mendengar pembicaraan para malaikat yang akan menyampaikan wahyu kepada rasul-Nya. Dan mereka dilempari dengan benda langit yang menyala dari segala penjuru sehingga mereka tidak bisa menambah atau mengurangi wahyu yang akan diturunkan.

9.

دُحُورًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ

Duhooranw wa lahum 'azaabunw waasib
Arti:
untuk mengusir mereka dan mereka akan mendapat azab yang kekal,
Tafsir:
Kami lemparkan benda langit ke arah setan-setan durhaka itu untuk mengusir mereka dan mereka pun kelak akan mendapat azab yang kekal dan pedih di akhirat.

10.

إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ

Illaa man khatifal khatfata fa atba'ahoo shihaabun saaqib
Arti:
kecuali (setan) yang mencuri (pembicaraan); maka ia dikejar oleh bintang yang menyala.
Tafsir:
Setan-setan itu tidak dapat mendengar pembicaraan para malaikat, kecuali setan yang berhasil mencuri pembicaraan dengan cepat, maka ia dikejar oleh bintang yang menyala sehingga mereka pun terbakar.

11.

فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَم مَّنْ خَلَقْنَا ۚ إِنَّا خَلَقْنَاهُم مِّن طِينٍ لَّازِبٍ

Fastaftihim ahum ashaddu khalqan am man khalaqnaa; innaa khalaqnaahum min teenil laazib
Arti:
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah), “Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.
Tafsir:
Usai menjelaskan bukti-bukti kekuasaan-Nya di alam raya, Allah beralih membuktikan kuasa-Nya dalam menciptakan manusia. Wahai Nabi Muhammad, maka tanyakanlah kepada mereka yang musyrik, “Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu yakni malaikat, langit, dan bumi seisinya?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan Nabi Adam, yaitu nenek moyang mereka dari tanah liat.

12.

بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُونَ

Bal'ajibta wa yaskharoon
Arti:
Bahkan engkau (Muhammad) menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan (engkau).
Tafsir:
Bahkan, wahai Nabi Muhammad, engkau menjadi heran atas keingkaran mereka terhadap risalahmu, hari kebangkitan, dan kekuasaan Allah, dan mereka menghinakan engkau karena keherananmu itu dan mereka pun menyepelekan hari kebangkitan.

13.

وَإِذَا ذُكِّرُوا لَا يَذْكُرُونَ

Wa izaa zukkiroo laa yazkuroon
Arti:
Dan apabila mereka diberi peringatan, mereka tidak mengindahkannya.
Tafsir:
Dan apabila mereka diberi peringatan sebagimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, mereka tidak mengindahkannya, bahkan berpaling darinya.

14.

وَإِذَا رَأَوْا آيَةً يَسْتَسْخِرُونَ

Wa izaa ra aw Aayatinw yastaskhiroon
Arti:
Dan apabila mereka melihat suatu tanda (kebesaran) Allah, mereka memperolok-olokkan.
Tafsir:
Dan apabila mereka melihat suatu tanda kebesaran Allah berupa mukjizat yang diberikan kepada Nabi, seperti terbelahnya rembulan dan semisalnya, mereka memperolok-olokkan-nya.

15.

وَقَالُوا إِنْ هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُّبِينٌ

Wa qaalooo in haazaa illaa sihrum mubeen
Arti:
Dan mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.
Tafsir:
Dan mereka berkata dengan nada sinis, “Wahai Muhammad, apa yang engkau tunjukkan ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”

16.

أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ

'A-izaa mitnaa wa kunnaa turaabanw wa 'izaaman 'ainnaa lamab'oosoon
Arti:
Apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah benar kami akan dibangkitkan (kembali)?
Tafsir:
Mereka berkata pula, “Apabila kami telah mati dan jasad-jasad kami telah berubah menjadi tanah dan tulang-belulang yang lapuk dan hancur, apakah benar kami akan dibangkitkan kembali seperti semula?

17.

أَوَآبَاؤُنَا الْأَوَّلُونَ

Awa aabaa'unal awwaloon
Arti:
dan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)?”
Tafsir:
dan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu mati akan dibangkitkan pula?”

18.

قُلْ نَعَمْ وَأَنتُمْ دَاخِرُونَ

Qul na'am wa antum daakhiroon
Arti:
Katakanlah (Muhammad), “Ya, dan kamu akan terhina.”
Tafsir:
Wahai Nabi Muhammad, katakanlah kepada mereka, “Ya, Allah akan membangkitkan seluruh umat manusia, dan kamu akan dibangkitkan di hadapan-Nya dalam keadaan rendah dan terhina.”

19.

فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ فَإِذَا هُمْ يَنظُرُونَ

Fa innamaa hiya zajra tunw waahidatun fa izaa hum yanzuroon
Arti:
Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya.
Tafsir:
Membangkitkan makhluk yang sudah mati bukanlah hal yang sulit bagi Allah. Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja, yaitu tiupan sangkakala Israfil, maka seketika itu pula mereka melihatnya. Mereka akan menyaksikan betapa dahsyat hari Kiamat dan azab Allah.

20.

وَقَالُوا يَا وَيْلَنَا هَٰذَا يَوْمُ الدِّينِ

Qa qaaloo yaa wailanaa haazaa Yawmud-Deen
Arti:
Dan mereka berkata, “Alangkah celaka kami! (Kiranya) inilah hari pembalasan itu.”
Tafsir:
Bisa saja orang-orang musyrik dan kafir itu mengingkari hari kebangkitan, tetapi mereka pasti akan menyesalinya di akhirat nanti. Dan mereka berkata, “Alangkah celaka kami! Kiranya inilah hari pembalasan itu, di mana amal perbuatan kita akan diperhitungkan.”

21.

هَٰذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنتُم بِهِ تُكَذِّبُونَ

Haazaa Yawmul Faslil lazee kuntum bihee tukaziboon
Arti:
Inilah hari keputusan yang dahulu kamu dustakan.
Tafsir:
Dikatakan kepada mereka, “Inilah hari keputusan yang dahulu kamu dustakan. Pada hari ini Allah akan memberi keputusan dan balasan atas semua keingkaranmu.”

22.

۞ احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ

Uhshurul lazeena zalamoo wa azwaajahum wa maa kaanoo ya'budoon
Arti:
(Diperintahkan kepada malaikat), “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah,
Tafsir:
Allah menurunkan perintah kepada malaikat, “Kumpulkanlah orang-orang yang berbuat zalim kepada dirinya dengan berbuat syirik beserta teman sejawat mereka yang menjerumuskan ke dalam kekafiran, dan bawalah serta apa yang dahulu mereka sembah, yaitu patung dan sesembahan lainnya.

23.

مِن دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْجَحِيمِ

Min doonil laahi fahdoohum ilaa siraatil Jaheem
Arti:
selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.
Tafsir:
Bawalah serta apa yang orang-orang musyrik itu sembah selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka dan giringlah mereka masuk ke dalamnya.”

24.

وَقِفُوهُمْ ۖ إِنَّهُم مَّسْئُولُونَ

Wa qifoohum innahum mas'ooloon
Arti:
Tahanlah mereka (di tempat perhentian), sesungguhnya mereka akan ditanya,
Tafsir:
Allah memerintah malaikat, “Tahanlah mereka di tempat pemberhentian, sesungguhnya mereka akan ditanya tentang kebohongan dan dosa yang telah mereka lakukan di dunia.”

25.

مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُونَ

Maa lakum laa tanaasaroon
Arti:
”Mengapa kamu tidak tolong-menolong?”
Tafsir:
Orang-orang musyrik itu ditanya, “Mengapa kamu pada hari ini tidak saling tolong-menolong sesama kamu sebagaimana kamu saling bahu-membahu dalam berbuat ingkar?”

26.

بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ

Bal humul Yawma mustaslimoon
Arti:
Bahkan mereka pada hari itu menyerah (kepada keputusan Allah).
Tafsir:
Pada hari keputusan itu mereka tidak dapat saling membantu. Bahkan, mereka pada hari itu menyerah dan patuh pada keputusan Allah.

27.

وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ

Wa aqbala ba'duhum 'alaa ba'diny yatasaaa'aloon
Arti:
Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling berbantah-bantahan.
Tafsir:
Pada hari keputusan itu orang kafir dan musyrik tunduk menerima putusan Allah. Mereka saling bertengkar satu dengan lainnya. Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain, saling berbantah-bantahan dan menyalahkan.

28.

قَالُوا إِنَّكُمْ كُنتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ الْيَمِينِ

Qaalooo innakum kuntum taatoonanaa 'anil yameen
Arti:
Sesungguhnya (pengikut-pengikut) mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka), “Kamulah yang dahulu datang kepada kami dari kanan.”
Tafsir:
Sesungguhnya para pengikut di antara mereka berkata kepada para pemimpinnya, “Kamulah yang dahulu datang kepada kami dari kanan, yakni arah yang kami sangka membawa kebaikan. Kamu justru datang membawa tipu muslihat yang melenakan dan mengaku sebagai pihak yang benar.”

29.

قَالُوا بَل لَّمْ تَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

Qaaloo bal lam takoonoo mu'mineen
Arti:
(Pemimpin-pemimpin) mereka menjawab, “(Tidak), bahkan kamulah yang tidak (mau) menjadi orang mukmin,
Tafsir:
Para pemimpin mereka enggan disalahkan. Mereka menjawab, “Tidak, bahkan kamu sendiri-lah yang sejak dahulu tidak ingin menjadi orang mukmin.

30.

وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُم مِّن سُلْطَانٍ ۖ بَلْ كُنتُمْ قَوْمًا طَاغِينَ

Wa maa kaana lanaa 'alaikum min sultaanim bal kuntum qawman taagheen
Arti:
sedangkan kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamu menjadi kaum yang melampaui batas.
Tafsir:
sedangkan kami tidak berkuasa apalagi memaksa terhadapmu, bahkan kamu sendiri yang memilih menjadi kaum yang melampaui batas dalam kesesatanmu.

31.

فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَا ۖ إِنَّا لَذَائِقُونَ

Fahaqqa 'alainaa qawlu Rabbinaaa innaa lazaaa'iqoon
Arti:
Maka pantas putusan (azab) Tuhan menimpa kita; pasti kita akan merasakan (azab itu).
Tafsir:
Maka, sebagai balasan atas kekafiran dan kedurhakaan kita bersama, pantas bila putusan dan azab Tuhan menimpa kita; dan pasti kita semua akan merasakan azab itu.

32.

فَأَغْوَيْنَاكُمْ إِنَّا كُنَّا غَاوِينَ

Fa aghwainaakum innaa kunnaa ghaaween
Arti:
Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami sendiri, orang-orang yang sesat.”
Tafsir:
Maka, kami telah menyesatkan kamu dengan mengajakmu menyekutukan Allah. Sesungguhnya kami sendiri adalah orang-orang yang sesat dan kamu pun rela mengikuti ajakan sesat kami.”

33.

فَإِنَّهُمْ يَوْمَئِذٍ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ

Fa innahum Yawma'izin fil'azaabi mushtarikoon
Arti:
Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama merasakan azab.
Tafsir:
Maka sesungguhnya mereka, baik para pemimpin maupun pengikut, pada hari itu bersama-sama merasakan azab sebagaimana mereka bersekutu dalam kesesatan.

34.

إِنَّا كَذَٰلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِينَ

Innaa kazaalika naf'alu bil mujrimeen
Arti:
Sungguh, demikianlah Kami memperlakukan terhadap orang-orang yang berbuat dosa.
Tafsir:
Sungguh, demikianlah ketetapan Kami dalam memperlakukan dan memutuskan hukuman terhadap orang-orang yang berbuat dosa.

35.

إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ

Innahum kaanooo izaa qeela lahum laaa ilaaha illal laahu yastakbiroon
Arti:
Sungguh, dahulu apabila dikatakan kepada mereka, “La ilaha illallah” (Tidak ada tuhan selain Allah), mereka menyombongkan diri,
Tafsir:
Sungguh, dahulu apabila dikatakan kepada mereka untuk membenarkan kalimat “là ilàha illallàh” dengan mengakui keesaan Allah, mereka justru menentang sambil menyombongkan diri,

36.

وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُونٍ

Wa yaqooloona a'innaa lataarikooo aalihatinaa lishaa'irim majnoon
Arti:
dan mereka berkata, “Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair gila?”
Tafsir:
dan ketika diajak untuk menyembah dan mengesakan Allah, mereka berkata, “Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami hanya karena seorang penyair gila?”

37.

بَلْ جَاءَ بِالْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِينَ

bal jaaa'a bilhaqqi wa saddaqal mursaleen
Arti:
Padahal dia (Muhammad) datang dengan membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).
Tafsir:
Mereka menuduh Nabi Muhammad sebagai penyair gila, padahal dia datang kepada mereka dengan membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul sebelumnya.

38.

إِنَّكُمْ لَذَائِقُو الْعَذَابِ الْأَلِيمِ

Innakum lazaaa'iqul 'azaabil aleem
Arti:
Sungguh, kamu pasti akan merasakan azab yang pedih.
Tafsir:
Wahai kaum musyrik, sungguh kamu pasti akan merasakan azab yang pedih di neraka akibat kekafiran, kesesatan, dan perlawananmu terhadap Allah dan rasul-Nya.

39.

وَمَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Wa maa tujzawna illaa maa kuntum ta'maloon
Arti:
Dan kamu tidak diberi balasan melainkan terhadap apa yang telah kamu kerjakan,
Tafsir:
Itulah azab bagimu, wahai kaum musyrik, dan kamu tidak diberi balasan dan azab di akhirat melainkan sebagai balasan terhadap kejahatan apa saja yang telah kamu kerjakan. Allah tidak menzalimimu sedikit pun.

40.

إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ

Illaa 'ibaadal laahil mukhlaseen
Arti:
tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa),
Tafsir:
Demikianlah siksa pedih yang Allah siapkan bagi orang-orang musyrik, tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari dosa,

41.

أُولَٰئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَّعْلُومٌ

Ulaaa'ika lahum rizqum ma'loom
Arti:
mereka itu memperoleh rezeki yang sudah ditentukan,
Tafsir:
mereka itu memperoleh rezeki yang sudah ditentukan tanpa henti,

42.

فَوَاكِهُ ۖ وَهُم مُّكْرَمُونَ

Fa waakihu wa hum mukramoon
Arti:
(yaitu) buah-buahan. Dan mereka orang yang dimuliakan,
Tafsir:
yaitu buah-buahan yang beraneka ragam dan rasa. Dan mereka itulah orang yang dimuliakan di sisi Allah.

43.

فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ

Fee jannaatin Na'eem
Arti:
di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan,
Tafsir:
Mereka dimuliakan di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan dan diiringi kegembiraan.

44.

عَلَىٰ سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ

'Alaa sururim mutaqaa bileen
Arti:
(mereka duduk) berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
Tafsir:
Mereka duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan sambil bercengkerama.

45.

يُطَافُ عَلَيْهِم بِكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ

Yutaafu 'alaihim bikaasim mim ma'een
Arti:
Kepada mereka diedarkan gelas (yang berisi air) dari mata air (surga),
Tafsir:
Dalam keadaan demikian, kepada mereka diedarkan gelas yang berisi air khamar dari mata air surga.

46.

بَيْضَاءَ لَذَّةٍ لِّلشَّارِبِينَ

Baidaaa'a laz zatil lish shaaribeen
Arti:
(warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
Tafsir:
Air khamar itu berwarna putih bersih lagi sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.

47.

لَا فِيهَا غَوْلٌ وَلَا هُمْ عَنْهَا يُنزَفُونَ

Laa feehaa ghawlunw wa laa hum 'anhaa yunzafoon
Arti:
Tidak ada di dalamnya (unsur) yang memabukkan dan mereka tidak mabuk karenanya.
Tafsir:
Tidak ada di dalamnya unsur yang memabukkan sebagaimana khamar dunia dan mereka tidak mabuk karenanya.

48.

وَعِندَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ

Wa 'indahum qaasiraatut tarfi 'een
Arti:
Dan di sisi mereka ada (bidadari-bidadari) yang bermata indah, dan membatasi pandangannya,
Tafsir:
Dan di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang bermata indah dan membatasi pandangannya hanya kepada pasangannya.

49.

كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَّكْنُونٌ

Ka annahunna baidum maknoon
Arti:
seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik.
Tafsir:
Bidadari-bidadari itu sangat elok, seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dan terjaga dengan baik dari tangan-tangan yang hendak menyentuh.

50.

فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ

Fa aqbala ba'duhum 'alaa badiny yatasaaa 'aloon
Arti:
Lalu mereka berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-cakap.
Tafsir:
Para penghuni surga itu bertelekan di atas dipan, lalu mereka berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-cakap dan menceritakan keadaan mereka di dunia.

51.

قَالَ قَائِلٌ مِّنْهُمْ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ

Qaala qaaa'ilum minhum innee kaana lee qareen
Arti:
Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) pernah mempunyai seorang teman,
Tafsir:
Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku di dunia dahulu pernah mempunyai seorang teman dekat,

52.

يَقُولُ أَإِنَّكَ لَمِنَ الْمُصَدِّقِينَ

Yaqoolu a'innnaka laminal musaddiqeen
Arti:
yang berkata, “Apakah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)?
Tafsir:
yang berkata kepadaku dengan penuh keingkaran, “Apakah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang membenarkan adanya hari kebangkitan pada hari Kiamat nanti?

53.

أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَدِينُونَ

'A-izaa mitnaa wa kunnaa turaabanw wa 'izaaman 'ainnaa lamadeenoon
Arti:
Apabila kita telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?”
Tafsir:
Apabila kita telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kita benar-benar akan dibangkitkan dari kubur untuk diberi pembalasan atas perbuatan kita?”

54.

قَالَ هَلْ أَنتُم مُّطَّلِعُونَ

Qaala hal antum muttali'oon
Arti:
Dia berkata, “Maukah kamu meninjau (temanku itu)?”
Tafsir:
Demikianlah cerita salah sorang penghuni surga kepada kawan-kawannya. Dia pun berkata, “Maukah kamu pergi bersamaku untuk meninjau temanku yang dulu mengingkari hari kebangkitan itu?”

55.

فَاطَّلَعَ فَرَآهُ فِي سَوَاءِ الْجَحِيمِ

Fattala'a fara aahu fee sawaaa'il Jaheem
Arti:
Maka dia meninjaunya, lalu dia melihat (teman)nya itu di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala.
Tafsir:
Maka dia bersama temannya meninjaunya, lalu dia melihat teman-nya itu tersiksa di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala.

56.

قَالَ تَاللَّهِ إِن كِدتَّ لَتُرْدِينِ

Qaala tallaahi in kitta laturdeen
Arti:
Dia berkata, “Demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku,
Tafsir:
Dia pun berkata kepada temannya yang diazab itu, “Demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku dengan bujuk rayumu,

57.

وَلَوْلَا نِعْمَةُ رَبِّي لَكُنتُ مِنَ الْمُحْضَرِينَ

Wa law laa ni'matu Rabbee lakuntu minal muhdareen
Arti:
dan sekiranya bukan karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka).”
Tafsir:
dan sekiranya bukan karena rahmat dan nikmat Tuhanku, yakni iman dan hidayah dari-Nya, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka bersamamu.

58.

أَفَمَا نَحْنُ بِمَيِّتِينَ

Afamaa nahnu bimaiyiteen
Arti:
Maka apakah kita tidak akan mati?
Tafsir:
Maka apakah kita tidak akan mati di surga ini dan tinggal selamanya dengan penuh kenikmatan?

59.

إِلَّا مَوْتَتَنَا الْأُولَىٰ وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ

Illa mawtatanal oola wa maa nahnu bimu'azzabeen
Arti:
Kecuali kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan diazab (di akhirat ini)?”
Tafsir:
Kematian yang kita rasakan hanyalah kematian yang pertama saja di dunia, dan kita tidak akan diazab di akhirat ini setelah masuk surga?”

60.

إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Inna haazaa falya'ma lil'aamiloon
Arti:
Sungguh, ini benar-benar kemenangan yang agung.
Tafsir:
Sungguh kenikmatan surga ini benar-benar kemenangan yang agung, keberuntungan yang besar, dan kebahagiaan abadi.

61.

لِمِثْلِ هَٰذَا فَلْيَعْمَلِ الْعَامِلُونَ

Limisli haaza falya'ma lil 'aamiloon
Arti:
Untuk (kemenangan) serupa ini, hendaklah beramal orang-orang yang mampu beramal.
Tafsir:
Untuk memperoleh kemenangan dan kebahagiaan serupa ini, hendaklah beramal orang-orang yang mampu beramal semasa hidup di dunia.

62.

أَذَٰلِكَ خَيْرٌ نُّزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ

Azaalika khairun nuzulan am shajaratuz Zaqqom
Arti:
Apakah (makanan surga) itu hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.
Tafsir:
Apakah makanan surga itu hidangan yang lebih baik bagi ahli surga, ataukah pohon zaqqum yang pahit dan berbau tidak sedap?

63.

إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِّلظَّالِمِينَ

Innaa ja'alnaahaa fitnatal lizzaalimeen
Arti:
Sungguh, Kami menjadikannya (pohon zaqqum itu) sebagai azab bagi orang-orang zalim.
Tafsir:
Sungguh, Kami menjadikannya, yakni pohon zaqqum itu, makanan penduduk neraka sebagai azab bagi orang-orang zalim.

64.

إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ

Innahaa shajaratun takhruju feee aslil Jaheem
Arti:
Sungguh, itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim,
Tafsir:
Sungguh, itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim. Dahan pohon itu menjulur hingga dasar jurang neraka.

65.

طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ

Tal'uhaa ka annahoo ru'oosush Shayaateen
Arti:
Mayangnya seperti kepala-kepala setan.
Tafsir:
Mayangnya sangat buruk dan menyeramkan seperti kepala-kepala setan.

66.

فَإِنَّهُمْ لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ

Fa innahum la aakiloona minhaa famaali'oona minhal butoon
Arti:
Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya (buah pohon itu), dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya (zaqqum).
Tafsir:
Pohon zaqqum itulah makanan para penghuni neraka. Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya karena tidak ada makanan lain bagi mereka di sana.

67.

ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِّنْ حَمِيمٍ

Summa inna lahum 'alaihaa lashawbam min hameem
Arti:
Kemudian sungguh, setelah makan (buah zaqqum) mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas.
Tafsir:
Kemudian sungguh, setelah makan buah zaqqum yang pahit itu mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas hingga merusak pencernaan (Lihat pula: Surah Muhammad/47: 15).

68.

ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَإِلَى الْجَحِيمِ

Summa inna marji'ahum la ilal Jaheem
Arti:
Kemudian pasti tempat kembali mereka ke neraka Jahim.
Tafsir:
Kemudian, sudah pasti tempat kembali mereka adalah ke neraka Jahim untuk selama-lamanya.

69.

إِنَّهُمْ أَلْفَوْا آبَاءَهُمْ ضَالِّينَ

Innahum alfaw aabaaa'ahum daaalleen
Arti:
Sesungguhnya mereka mendapati nenek moyang mereka dalam keadaan sesat,
Tafsir:
Orang-orang kafir itu pantas mendapat sengsara dan siksa yang pedih di neraka karena sesungguhnya mereka di dunia dahulu mendapati nenek moyang mereka dalam keadaan sesat dan menyimpang dari ajaran agama para rasul,

70.

فَهُمْ عَلَىٰ آثَارِهِمْ يُهْرَعُونَ

Fahum 'alaa aasaarihim yuhra'oon
Arti:
lalu mereka tergesa-gesa mengikuti jejak (nenek moyang) mereka.
Tafsir:
lalu mereka tergesa-gesa mengikuti jejak nenek moyang mereka tanpa berpikir dan merenung untuk mencari tahu kebenarannya.

71.

وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ أَكْثَرُ الْأَوَّلِينَ

Wa laqad dalla qablahum aksarul awwaleen
Arti:
Dan sungguh, sebelum mereka (Suku Quraisy), telah sesat sebagian besar dari orang-orang yang dahulu,
Tafsir:
Orang-orang kafir itu, tidak terkecuali kafir Mekah, mendapati nenek moyang mereka sesat dan mereka dengan serta-merta mengikuti kesesatan tersebut. Dan sungguh, sebelum mereka telah sesat dari hidayah Allah sebagian besar dari orang-orang yang dahulu,

72.

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا فِيهِم مُّنذِرِينَ

Wa laqad arsalnaa feehim munzireen
Arti:
dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul) pemberi peringatan di kalangan mereka.
Tafsir:
dan sungguh, Kami telah mengutus para rasul pemberi peringatan di kalangan mereka tentang ancaman murka dan siksa Allah, namun mereka mendustakannya.

73.

فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنذَرِينَ

Fanzur kaifa kaana 'aaqibatul munzareen
Arti:
Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu,
Tafsir:
Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu ketika mendustakan para rasul.

74.

إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ

Illaa 'ibaadal laahil mukhlaseen
Arti:
kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa).
Tafsir:
Mereka dibinasakan oleh Allah, kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan dari dosa. Mereka diselamatkan dari siksa dengan rahmat Allah karena mengikuti ajakan para rasul dan meminta ampunan atas kesalahan mereka.

75.

وَلَقَدْ نَادَانَا نُوحٌ فَلَنِعْمَ الْمُجِيبُونَ

Wa laqad naadaanaa Noohun falani'mal mujeeboon
Arti:
Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami, maka sungguh, Kamilah sebaik-baik yang memperkenankan doa.
Tafsir:
Bukti penghancuran para pendurhaka dan penyelamatan hamba-hamba Allah yang saleh tampak pada kisah Nabi Nuh dan kaumnya. Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami perihal kaumnya yang membangkang, maka sungguh Kamilah sebaik-baik yang memperkenankan doa.

76.

وَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ

Wa jajainaahu wa ahlahoo minal karbil 'azeem
Arti:
Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar.
Tafsir:
Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar, yaitu banjir yang sangat dahsyat.

77.

وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ

Wa ja'alnaa zurriyyatahoo hummul baaqeen
Arti:
Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.
Tafsir:
Dan Kami muliakan Nabi Nuh dengan men-jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan setelah peristiwa banjir itu surut.

78.

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ

Wa taraknaa 'alaihi fil aakhireen
Arti:
Dan Kami abadikan untuk Nuh (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian;
Tafsir:
Dan Kami abadikan untuk Nabi Nuh pujian yang bagus dan buah tutur yang indah di kalangan orang-orang yang datang kemudian.

79.

سَلَامٌ عَلَىٰ نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ

Salaamun 'alaa Noohin fil 'aalameen
Arti:
”Kesejahteraan (Kami limpahkan) atas Nuh di seluruh alam.”
Tafsir:
Kesejahteraan Kami limpahkan atas Nuh di seluruh alam.

80.

إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Innaa kazaalika najzil muhsineen
Arti:
Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Tafsir:
Sungguh, demikianlah imbalan itu Kami berikan kepada Nabi Nuh, dan Kami pun akan memberi balasan dan imbalan kepada orang-orang yang berbuat baik.

81.

إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ

Innahoo min 'ibaadinal mu'mineen
Arti:
Sungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.
Tafsir:
Nabi Nuh adalah orang yang berbuat baik karena sungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman, jujur, dan ikhlas.

82.

ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ

Summa aghraqnal aakhareen
Arti:
Kemudian Kami tenggelamkan yang lain.
Tafsir:
Kemudian Kami tenggelamkan yang lain akibat kekafiran mereka.

83.

۞ وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ

Wa ina min shee'atihee la Ibraaheem
Arti:
Dan sungguh, Ibrahim termasuk golongannya (Nuh).
Tafsir:
Di antara para rasul yang Kami utus kepada umat terdahulu adalah Nabi Ibrahim. Dan sungguh, Nabi Ibrahim adalah termasuk golongannya, yaitu penerus ajaran dan agama Nabi Nuh.

84.

إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Iz jaaa'a Rabbahoo bi qalbin saleem
Arti:
(Ingatlah) ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci,
Tafsir:
Nabi Ibrahim adalah kekasih Allah. Ingatlah ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci bersih dari keyakinan batil dan akhlak tercela sehingga dalam hatinya hanya ada ketaatan dan kecintaan kepada Allah.

85.

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَاذَا تَعْبُدُونَ

Iz qaala li abeehi wa qawmihee maazaa ta'budoon
Arti:
(ingatlah) ketika dia berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah itu?
Tafsir:
Ingatlah ketika dia dengan maksud mengingatkan berkata kepada ayah dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah itu?

86.

أَئِفْكًا آلِهَةً دُونَ اللَّهِ تُرِيدُونَ

A'ifkan aalihatan doonal laahi tureedoon
Arti:
Apakah kamu menghendaki kebohongan dengan sesembahan selain Allah itu?
Tafsir:
Apakah kamu menghendaki kebohongan dengan sesembahan selain Allah itu sehingga kamu menganggap benar apa yang kamu lakukan?

87.

فَمَا ظَنُّكُم بِرَبِّ الْعَالَمِينَ

Famaa zannukum bi Rabbil'aalameen
Arti:
Maka bagaimana anggapanmu terhadap Tuhan seluruh alam?”
Tafsir:
Hanya Allah yang patut disembah. Maka, bagaimana anggapanmu terhadap Tuhan seluruh alam jika kalian mengingkari-Nya, bahkan menyembah selain Dia?

88.

فَنَظَرَ نَظْرَةً فِي النُّجُومِ

Fanazara nazratan finnujoom
Arti:
Lalu dia memandang sekilas ke bintang-bintang,
Tafsir:
Demikianlah Nabi Ibrahim mengingatkan ayah dan kaumnya agar meninggalkan kemusyrikan, lalu dia memandang sekilas ke bintang-bintang untuk berpikir,

89.

فَقَالَ إِنِّي سَقِيمٌ

Faqaala inee saqeem
Arti:
kemudian dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya aku sakit.”
Tafsir:
kemudian dia menemukan alasan untuk tidak pergi bersama kaumnya dalam acara perayaan, lalu dia berkata, “Sesungguhnya aku sakit.”

90.

فَتَوَلَّوْا عَنْهُ مُدْبِرِينَ

Fatawallaw 'anhu mudbireen
Arti:
Lalu mereka berpaling dari dia dan pergi meninggalkannya.
Tafsir:
Mendengar jawaban Nabi Ibrahim, lalu mereka berpaling dari dia dan pergi meninggalkannya menuju tempat perayaan sesat itu berlangsung.

91.

فَرَاغَ إِلَىٰ آلِهَتِهِمْ فَقَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ

Faraagha ilaaa aalihatihim faqaala alaa taakuloon
Arti:
Kemudian dia (Ibrahim) pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu dia berkata, “Mengapa kamu tidak makan?
Tafsir:
Tidak lama kemudian dia, yakni Nabi Ibrahim, pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu dia berkata kepadanya dengan nada mengejek “Mengapa kamu tidak makan sajian yang mereka sediakan untukmu?

92.

مَا لَكُمْ لَا تَنطِقُونَ

Maa lakum laa tantiqoon
Arti:
Mengapa kamu tidak menjawab?”
Tafsir:
Mengapa kamu tidak menjawab sepatah kata pun?”

93.

فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبًا بِالْيَمِينِ

Faraagha 'alaihim darbam bilyameen
Arti:
Lalu dihadapinya (berhala-berhala) itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya.
Tafsir:
Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya hingga hancur.

94.

فَأَقْبَلُوا إِلَيْهِ يَزِفُّونَ

Fa aqbalooo ilaihi yaziffoon
Arti:
Kemudian mereka (kaumnya) datang bergegas kepadanya.
Tafsir:
Hancurnya berhala-berhala itu diketahui oleh kaum Nabi Ibrahim, kemudian mereka datang bergegas kepadanya dengan penuh amarah.

95.

قَالَ أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ

Qaala ata'budoona maa tanhitoon
Arti:
Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?
Tafsir:
Nabi Ibrahim tidak gentar menghadapi amarah kaumnya. Dia dengan percaya diri berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu? Bagaimana mungkin kalian menyembah buah karya kalian sendiri?

96.

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

Wallaahu khalaqakum wa maa ta'maloon
Arti:
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.”
Tafsir:
Mengapa kamu tidak menyembah Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu?”

97.

قَالُوا ابْنُوا لَهُ بُنْيَانًا فَأَلْقُوهُ فِي الْجَحِيمِ

Qaalub noo lahoo bun yaanan fa alqoohu fil jaheem
Arti:
Mereka berkata, “Buatlah bangunan (perapian) untuknya (membakar Ibrahim); lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.”
Tafsir:
Kaum yang kafir itu kalah dalam beradu argumen dengan Nabi Ibrahim, kemudian mereka berkata, “Buatlah bangunan perapian untuk kita membakar-nya; lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.”

98.

فَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَسْفَلِينَ

Fa araadoo bihee kaidan faja 'alnaahumul asfaleen
Arti:
Maka mereka bermaksud memperdayainya dengan (membakar)nya, (namun Allah menyelamatkannya), lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang hina.
Tafsir:
Maka mereka bermaksud memperdayainya dengan cara membakar-nya, namun Allah menyelamatkan dia dari kobaran api, lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang hina dan kalah.

99.

وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّي سَيَهْدِينِ

Wa qaala innee zaahibun ilaa Rabbee sa yahdeen
Arti:
Dan dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.
Tafsir:
Nabi Ibrahim selamat dari upaya pembunuhan oleh kaumnya, dan dia berkata, “Sesungguhnya aku harus pergi berhijrah menuju tempat yang memungkinkan aku mendekatkan diri kepada Tuhanku dan mengajak umatku menuju tauhid. Dia pasti akan memberi petunjuk kepadaku dan orang-orang yang mengikuti jalan kebenaran. Ayat ini menganjurkan berhijrah dari suatu tempat ketika dakwah dan pengamalan agama mendapat tekanan dan penindasan.

100.

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Rabbi hab lee minas saaliheen
Arti:
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.”
Tafsir:
100. Setelah menjelaskan dialog Nabi Ibrahim dengan kaumnya yang ingkar, pada ayat berikut Allah beralih mengisahkan dialog Nabi Ibrahim dengan putranya, Isma’il, tentang perintah Allah. Dia berdoa kepada Allah, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk golongan orang yang saleh dan taat menjalankan perintah-Mu dan membela agama-Mu.”

101.

فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ

Fabashsharnaahu bighulaamin haleem
Arti:
Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).
Tafsir:
Kami kabulkan doa Nabi Ibrahim tersebut, maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang sangat sabar, cerdas, dan santun. Dialah Ismail.

102.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Falamma balagha ma'a hus sa'ya qaala yaa buniya inneee araa fil manaami anneee azbahuka fanzur maazaa taraa; qaala yaaa abatif 'al maa tu'maru satajidunee in shaaa'allaahu minas saabireen
Arti:
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Tafsir:
Maka ketika anak itu sampai pada usia sanggup berusaha bersamanya, Nabi Ibrahim berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku dalam mimpiku itu diperintah oleh Allah untuk menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dengan penuh kepasrahan kepada Allah dan ketaatan pada ayahnya, dia menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar dalam melaksanakan perintah-Nya.”

103.

فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ

Falammaaa aslamaa wa tallahoo liljabeen
Arti:
Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah).
Tafsir:
Maka ketika keduanya telah berserah diri, patuh, dan bertawakal kepada Allah, dia pun membaringkan anaknya atas pelipis-nya ke tanah agar tidak melihat wajah anaknya saat dia menyembelihnya.

104.

وَنَادَيْنَاهُ أَن يَا إِبْرَاهِيمُ

Wa naadainaahu ai yaaaa Ibraheem
Arti:
Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!
Tafsir:
Nabi Ibrahim berbuat demikian supaya keteguhan hatinya dalam melaksanakan perintah Allah tidak terganggu. Ketika pisaunya dia ayunkan, lalu Kami panggil dia dari arah bukit, “Wahai Ibrahim!

105.

قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Qad saddaqtar ru'yaa; innaa kazaalika najzil muhsineen
Arti:
sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Tafsir:
Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu sebagai perintah Allah yang wajib engkau laksanakan.” Sungguh, demikianlah tugas yang membutuhkan kesabaran dan pengorbanan tinggi. Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dan ikhlas dalam beramal.

106.

إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ

Inna haazaa lahuwal balaaa'ul mubeen
Arti:
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Tafsir:
Sesungguhnya perintah ini benar-benar suatu ujian yang nyata dari Allah untuk menguji keimanan dan ketaatan hamba terhadap perintah-Nya.

107.

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

Wa fadainaahu bizibhin 'azeem
Arti:
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Tafsir:
Dan ketika Nabi Ibrahim dan anaknya membuktikan keteguhan dan ketulusan mereka dalam menerima ujian Allah, Kami tebus anak itu dengan seekor domba sembelihan yang besar.

108.

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ

Wa taraknaa 'alaihi fil aakhireen
Arti:
Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
Tafsir:
Dan karena kepatuhannya pula Kami abadikan untuk Nabi Ibrahim buah tutur yang indah dan pujian yang baik di kalangan orang-orang yang datang kemudian hingga akhir zaman (Lihat pula: Surah asy-Syu‘arà’/26: 84).

109.

سَلَامٌ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ

Salaamun 'alaaa Ibraaheem
Arti:
”Selamat sejahtera bagi Ibrahim.”
Tafsir:
Kepadanya Kami sampaikan pula ucapan “Selamat sejahtera bagi Nabi Ibrahim” sebagai penghargaan kepadanya.

110.

كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Kazaalika najzil muhsineen
Arti:
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Tafsir:
Demikianlah imbalan itu Kami berikan kepadanya, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan imbalan pahala di sisi Kami.

111.

إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ

Innahoo min 'ibaadinal mu'mineen
Arti:
Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Tafsir:
Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman, jujur, patuh, dan ikhlas dalam melaksanakan perintah Kami.

112.

وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِّنَ الصَّالِحِينَ

Wa bashsharnaahu bi Ishaaqa Nabiyayam minas saaliheen
Arti:
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
Tafsir:
Dan di samping buah tutur dan pujian yang indah bagi Nabi Ibrahim sepanjang masa, Kami beri pula dia kabar gembira melalui malaikat dengan kelahiran putra keduanya, yaitu Nabi Ishak. Kelak dia juga menjadi seorang nabi yang termasuk golongan orang-orang yang saleh dan berilmu (Lihat pula: Surah Hùd/11: 69–73 dan až-Žàriyàt/51: 24–30).

113.

وَبَارَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰ إِسْحَاقَ ۚ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ مُبِينٌ

Wa baaraknaa 'alaihi wa 'alaaa Ishaaq; wa min zurriyya tihimaa muhsinunw wa zaalimul linafshihee mubeen
Arti:
Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.
Tafsir:
Dan demikianlah Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Nabi Ishak dengan nikmat kenabian. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik, menaati perintah Allah, dan menyeru ke jalan yang benar sehingga diangkat oleh Allah menjadi nabi dan rasul, dan ada pula dari keturunannya yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri dengan mengingkari nikmat Allah dan berbuat kerusakan sehingga Allah menurunkan kepada mereka azab yang sangat pedih.

114.

وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَارُونَ

Wa laqad mananna alaa Moosaa wa Haaroon
Arti:
Dan sungguh, Kami telah melimpahkan nikmat kepada Musa dan Harun.
Tafsir:
Dan kenikmatan serta keberkahan sungguh merupakan janji Allah bagi orang-orang yang berbuat kebajikan. Sebagaimana karunia itu Kami berikan kepada Nabi Ibrahim dan putra-putranya, Kami telah melimpahkan pula nikmat yang besar kepada Nabi Musa dan Nabi Harun. Kami jadikan keduanya rasul dan Kami dukung mereka untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan Fir'aun dan mengembalikan me-reka ke negeri asalnya.

115.

وَنَجَّيْنَاهُمَا وَقَوْمَهُمَا مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ

Wa najjainaahumaa wa qawmahumaa minal karbil 'azeem
Arti:
Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar,
Tafsir:
Selain itu, Kami beri mereka enam kenikmatan lain. Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari Fir'aun yang menindas, memperbudak, dan membunuh bayi laki-laki mereka agar keturunan mereka punah.

116.

وَنَصَرْنَاهُمْ فَكَانُوا هُمُ الْغَالِبِينَ

Wa nasarnaahum fakaanoo humul ghaalibeen
Arti:
dan Kami tolong mereka, sehingga jadilah mereka orang-orang yang menang.
Tafsir:
Dan Kami tolong mereka dari kejaran Fir'aun dan tentaranya sehingga jadilah mereka orang-orang yang menang, selamat, dan kembali ke negeri asal mereka dengan merdeka.

117.

وَآتَيْنَاهُمَا الْكِتَابَ الْمُسْتَبِينَ

Wa aatainaahumal Kitaabal mustabeen
Arti:
Dan Kami berikan kepada keduanya Kitab yang sangat jelas,
Tafsir:
Dan kami berikan kepada keduanya Kitab Taurat yang berisi ketentuan dan petunjuk yang sangat jelas, baik untuk kebahagiaan dunia maupun akhirat (Lihat Surah al-Anbiya'/ 21: 48).

118.

وَهَدَيْنَاهُمَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Wa hadainaahumus Siraatal Mustaqeem
Arti:
dan Kami tunjukkan keduanya jalan yang lurus.
Tafsir:
Keduanya mewariskan kitab itu kepada Bani Israil untuk menjadi pegangan hidup (Lihat Surah Ghafir/ 40: 53-54). Dan Kami tunjukkan keduanya jalan yang lurus menuju kebahagiaan hakiki.

119.

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِمَا فِي الْآخِرِينَ

Wa taraknaa 'alaihimaa fil aakhireen
Arti:
Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
Tafsir:
Dan Kami abadikan untuk keduanya pujian dan kemuliaan yang mengharumkan nama keduanya dikalangan orang-orang yang datang kemudian.

120.

سَلَامٌ عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَارُونَ

Salaamun 'alaa Moosaa wa Haaroon
Arti:
”Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun.”
Tafsir:
Pujian yang indah itu diiringi ucapan, "Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun," sehingga nama keduanya dikenang sepanjang masa.

121.

إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Innaa kazaalika najzil muhsineen
Arti:
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Tafsir:
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, rela berkorban, dan sabar dalam memperjuangkan ajaran tauhid.

122.

إِنَّهُمَا مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ

Innahumaa min 'ibaadinal mu'mineen
Arti:
Sungguh, keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Tafsir:
Karena keteguhan dan kesabaran mereka, sungguh keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman dengan tulus.

123.

وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ

Wa inna Ilyaasa laminal mursaleen
Arti:
Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul.
Tafsir:
Dan sebagaimana Musa dan Harun, sungguh Nabi Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul dari kalangan Bani Israil yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah kepada penduduk Baalbek (sekarang wilayah Lebanon).

124.

إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَلَا تَتَّقُونَ

Iz qaala liqawmiheee alaa tattaqoon
Arti:
(Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
Tafsir:
Ingatlah ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu tidak bertakwa, mengesakan, dan menaati perintah Allah? Dialah Tuhan yang telah menciptakan kamu.

125.

أَتَدْعُونَ بَعْلًا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ الْخَالِقِينَ

Atad'oona Ba'lanw wa tazaroona ahsanal khaaliqeen
Arti:
Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-baik pencipta.
Tafsir:
Patutkah kamu menyembah Ba’l, seonggok benda mati yang tidak bisa memberi manfaat dan menolak malapetaka, dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta yang ciptaannya tidak bisa ditandingi oleh siapa pun?

126.

اللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ

Allaaha Rabbakum wa Rabba aabaaa'ikumul awwaleen
Arti:
(Yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?”
Tafsir:
Pencipta itu adalah Allah, Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu, yaitu Nabi Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Harun, dan lainnya.”

127.

فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ

Fakazzaboohu fa inna hum lamuhdaroon
Arti:
Tetapi mereka mendustakannya (Ilyas), maka sungguh, mereka akan diseret (ke neraka),
Tafsir:
Nabi Ilyas telah memberi penjelasan kepada kaumnya, tetapi mereka tetap mendustakannya dan memilih kemusyrikan. Maka, sebagai akibatnya, sungguh mereka akan diseret ke neraka,

128.

إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ

Illaa 'ibaadal laahil mukhlaseen
Arti:
kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa),
Tafsir:
kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan dari dosa karena telah meninggalkan perbuatan syirik, menghiasi diri dengan amal saleh, dan ikhlas melaksanakan perintah-Nya.

129.

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ

Wa taraknaa 'alaihi fil aakhireen
Arti:
Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.
Tafsir:
Dan karena kesabaran serta ketabahannya dalam menyampaikan agama tauhid, Kami abadikan untuk Nabi Ilyas suatu pujian yang mulia di kalangan orang-orang yang datang kemudian.

130.

سَلَامٌ عَلَىٰ إِلْ يَاسِينَ

Salaamun 'alaaa Ilyaaseen
Arti:
”Selamat sejahtera bagi Ilyas.”
Tafsir:
dan Kami ucapkan pula kepadanya,”Selamat sejahtera bagi Ilyas,” yakni namanya selalu disebut di kalangan semua makhluk.

131.

إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Innaa kazaalika najzil muhsineen
Arti:
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Tafsir:
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, taat dan sabar dalam memperjuangkan penegakan agama tauhid.

132.

إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ

Innahoo min 'ibaadinal mu'mineen
Arti:
Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Tafsir:
Sungguh, dia benar-benar termasuk hamba-hamba Kami yang beriman, yang jujur dalam keimanannya, dan ikhlas dalam melaksanakan perintah Allah.

133.

وَإِنَّ لُوطًا لَّمِنَ الْمُرْسَلِينَ

Wa inna Lootal laminal mursaleen
Arti:
Dan sungguh, Lut benar-benar termasuk salah seorang rasul.
Tafsir:
Bila nabi-nabi yang disebutkan sebelumnya berasal dari garis keturunan Nabi Ibrahim, nabi berikut ini merupakan anak paman Nabi Ibrahim yang berjuang bersamanya dalam menyampaikan risalah Allah. Dialah Nabi Lut. Dan sungguh, Nabi Lut benar-benar termasuk salah seorang yang Allah pilih menjadi rasul untuk berdakwah kepada penduduk Sodom.

134.

إِذْ نَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ

Iz najjainaahu wa ahlahooo ajma'een
Arti:
(Ingatlah) ketika Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya semua,
Tafsir:
Ingatlah ketika Kami telah menyelamatkan dia, keluarganya yang beriman, dan pengikutnya semua dari azab Allah,

135.

إِلَّا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ

Illaa 'ajoozan fil ghaabireen
Arti:
kecuali seorang perempuan tua (istrinya) bersama-sama orang yang tinggal (di kota).
Tafsir:
kecuali seorang perempuan tua, yaitu istrinya. Kami sisakan perempuan tua yang kafir itu bersama-sama orang yang tinggal di kota tersebut.

136.

ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ

Summa dammarnal aakhareen
Arti:
Kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain.
Tafsir:
Kemudian, Kami binasakan orang-orang yang lain yang tetap tinggal di kota itu akibat penolakan mereka terhadap ajakan Nabi Lut untuk menempuh jalan yang benar.

137.

وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِم مُّصْبِحِينَ

Wa innakum latamurroona 'alaihim musbiheen
Arti:
Dan sesungguhnya kamu (penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka pada waktu pagi,
Tafsir:
Dan sesungguhnya kamu, wahai penduduk Mekah, benar-benar akan melalui sisa-sisa reruntuhan rumah-rumah mereka dalam perjalanan dagangmu ke Syam pada waktu pagi

138.

وَبِاللَّيْلِ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Wa billail; afalaa ta'qiloon
Arti:
dan pada waktu malam. Maka mengapa kamu tidak mengerti?
Tafsir:
dan pada waktu malam. Maka, mengapa kamu tidak mengerti dan memikirkan azab yang telah mereka terima akibat kekafiran mereka? Allah memberimu kesempatan menyaksikan peninggalan kaum yang durhaka itu agar kamu beriman dan takut akan azab-Nya.

139.

وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ

Wa inna Yoonusa laminal mursaleen
Arti:
Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang rasul,
Tafsir:
Usai menceritakan perjuangan dakwah Nabi Lut yang bukan berasal dari Bani Israil, Allah kembali menuturkan dakwah nabi dari Bani Israil, Nabi Yunus. Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang rasul yang Allah utus untuk menyampaikan risalah kepada penduduk Ninawa (sekarang wilayah Irak) agar menyembah Allah dan meninggalkan berhala sesembahan mereka.

140.

إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ

Iz abaqa ilal fulkil mash hoon
Arti:
(ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan,
Tafsir:
Ingatlah ketika dia lari dan pergi meninggalkan kaumnya padahal Allah tidak memperkenankan kepergiannya, lalu dia naik ke kapal yang penuh dengan muatan hingga hampir tenggelam.

141.

فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ

Fasaahama fakaana minal mudhadeen
Arti:
kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).
Tafsir:
Melihat kondisi ini kemudian para penumpang melakukan pengundian, di mana dia ikut diundi untuk menentukan penumpang yang kalah dan harus diceburkan ke laut.

142.

فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ

Faltaqamahul hootu wa huwa muleem
Arti:
Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.
Tafsir:
Ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian itu. Maka dia pun diceburkan hingga dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela karena meninggalkan kaumnya tanpa izin Allah.

143.

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ

Falaw laaa annahoo kaana minal musabbiheen
Arti:
Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah,
Tafsir:
Menanggapi tindakan Nabi Yunus itu maka Allah menegaskan bahwa sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir dan bertasbih terus-menurus kepada Allah,

144.

لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Lalabisa fee batniheee ilaa Yawmi yub'asoon
Arti:
niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.
Tafsir:
niscaya dia akan tetap tinggal diperut ikan yang menelannya itu sampai hari kebangkitan.

145.

۞ فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ

Fanabaznaahu bil'araaa'i wa huwa saqeem
Arti:
Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit.
Tafsir:
Setelah Nabi Yunus beberapa lama berada di dalam perut ikan dalam kondisi gelap, sempit, dan sesak nafas, kemudian Kami keluarkan dan lemparkan dia ke daratan yang tandus tanpa pepohonan di sana, sedang dia dalam keadaan sakit dan tidak berdaya.

146.

وَأَنبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّن يَقْطِينٍ

Wa ambatnaa 'alaihi shajaratam mai yaqteen
Arti:
Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.
Tafsir:
Dengan kemurahan-Ku, untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu sebagai makanan yang segar, lezat, dan bergizi sehingga kekuatan dan kesehatannya berangsur pulih.

147.

وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَىٰ مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ

Wa arsalnaahu ilaa mi'ati alfin aw yazeedoon
Arti:
Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih,
Tafsir:
Dan setelah pulih, Kami utus dia kembali kepada kaumnya yang saat itu berjumlah seratus ribu orang atau lebih. Kedatangannya disambut gembira karena mereka menunggu seorang rasul yang membimbing mereka menuju keimanan.

148.

فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ

Fa aamanoo famatta' naahum ilaa heen
Arti:
sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.
Tafsir:
Mereka sadar bahwa Allah dengan kasih sayang-Nya telah menyelamatkan mereka dari azab yang tampak di depan mata, sehingga mereka benar-benar beriman kepada Allah dengan tulus. Karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu, yaitu akhir hayat mereka. Anugerah semacam ini hanya Allah karuniakan kepada umat Nabi Yunus (Lihat pula: Surah Yùnus/10: 98).

149.

فَاسْتَفْتِهِمْ أَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُونَ

Fastaftihim ali Rabbikal banaatu wa lahumul banoon
Arti:
Maka tanyakanlah (Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah), “Apakah anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki?”
Tafsir:
Kisah para nabi ini menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya. Mereka, seperti halnya Nabi Muhammad, diutus untuk menyampaikan risalah tauhid kepada umatnya, mengajak mereka untuk mengesakan Allah dan menyucikan Allah dari hal-hal yang tidak patut. Maka tanyakanlah, wahai Nabi Muhammad, kepada mereka yang ingkar dari umatmu, apakah mereka menisbatkan anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka sendiri mereka memilih anak-anak laki-laki?

150.

أَمْ خَلَقْنَا الْمَلَائِكَةَ إِنَاثًا وَهُمْ شَاهِدُونَ

Am khalaqnal malaaa'i kata inaasanw wa hm shaahidoon
Arti:
atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)?
Tafsir:
Atau tanyakanlah kepada mereka apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat sebagai hamba Allah berupa makhluk berjenis kelamin perempuan, sedangkan mereka menyaksikan hal itu? Sungguh, mereka akan diminta pertanggungjawaban di akhirat atas tuduhan mereka itu (Lihat pula: Surah az-Zukhruf/43: 19).

151.

أَلَا إِنَّهُم مِّنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ

Alaaa innahum min ifkihim la yaqooloon
Arti:
Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan,
Tafsir:
Wahai Nabi Muhammad, ingatlah sesungguhnya di antara kebohongannya yang lain adalah bahwa mereka benar-benar mengatakan,

152.

وَلَدَ اللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

Waladal laahu wa innhum lakaaziboon
Arti:
”Allah mempunyai anak.” Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta,
Tafsir:
“Allah mempunyai anak.” Mahasuci Allah. Tiada sekutu bagi-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta karena tuduhan mereka tidak berdasar sama sekali.

153.

أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ

Astafal banaati 'alal baneen
Arti:
apakah Dia (Allah) memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki?
Tafsir:
Apakah untuk diri-Nya sendiri Dia lebih memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki? Mereka menuduh para malaikat sebagai anak-anak perempuan Allah.

154.

مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ

Maa lakum kaifa tahkumoon
Arti:
Mengapa kamu ini? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?
Tafsir:
Wahai Nabi Muhammad, katakanlah kepada mereka, “Mengapa kamu beranggapan buruk seperti ini kepada Allah? Bagaimana kamu bisa menetapkan bahwa Allah memilih anak perempuan, padahal kamu sendiri tidak menyukainya?

155.

أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

Afalaa tazakkaroon
Arti:
Maka mengapa kamu tidak memikirkan?
Tafsir:
Maka, mengapa kamu tidak memikirkan bagaimana jika Allah memiliki anak? Dia Mahakuasa dan Maha Esa dalam menciptakan dan mengaturnya alam semesta.

156.

أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُّبِينٌ

Am lakum sultaanum mubeen
Arti:
Ataukah kamu mempunyai bukti yang jelas?
Tafsir:
Ataukah kamu mem­punyai bukti yang jelas atas kebenaran prasangka burukmu itu?

157.

فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Faatoo bi Kitaabikum in kuntum saadiqeen
Arti:
(Kalau begitu) maka bawalah kitabmu jika kamu orang yang benar.
Tafsir:
Jika demikian adanya maka bawalah kitabmu ke hadapan kami dan tunjukkanlah bukti yang membenarkan pernyataanmu jika kamu memang orang yang benar.

158.

وَجَعَلُوا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجِنَّةِ نَسَبًا ۚ وَلَقَدْ عَلِمَتِ الْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ

Wa ja'aloo bainahoo wa bainal jinnati nasabaa; wa laqad 'alimatil jinnatu innahum lamuhdaroon
Arti:
Dan mereka mengadakan (hubungan) nasab (keluarga) antara Dia (Allah) dan jin. Dan sungguh, jin telah mengetahui bahwa mereka pasti akan diseret (ke neraka),
Tafsir:
Dan mereka juga menganggap bahwa Allah mengadakan hubungan nasab antara Dia dan jin. Alangkah buruk anggapan tersebut, dan sungguh jin yang menyesatkan manusia telah mengetahui bahwa mereka pasti akan diseret ke neraka.

159.

سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ

Subhaanal laahi 'ammaa yasifoon
Arti:
Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan,
Tafsir:
Mahasuci dan Mahamulia Allah dari apa yang mereka sifatkan. Dia suci dari segala sifat-sifat yang menyamai makhluk-Nya. Mereka yang menyematkan sifat-sifat tersebut kepada Allah akan diseret ke neraka.

160.

إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ

Illaa 'ibaadal laahil mukhlaseen
Arti:
kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa).
Tafsir:
Demikianlah, kecuali hamba-hamba Allah yang dipilih; mereka disucikan dari dosa karena menyembah Allah dengan ikhlas dan tidak mempunyai pandangan salah tentang-Nya.

161.

فَإِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ

Fa innakum wa maa ta'ubdoon
Arti:
Maka sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah itu,
Tafsir:
Maka ketahuilah wahai orang-orang musyrik, sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah itu, yaitu patung dan berhala, serta segala upayamu untuk menyesatkan orang lain,

162.

مَا أَنتُمْ عَلَيْهِ بِفَاتِنِينَ

Maaa antum 'alaihi befaaatineen
Arti:
tidak akan dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,
Tafsir:
tidak akan dapat menyesatkan seseorang terhadap Allah,

163.

إِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيمِ

Illaa man huwa saalil jaheem
Arti:
kecuali orang-orang yang akan masuk ke neraka Jahim.
Tafsir:
kecuali menyesatkan orang-orang yang telah ditetapkan akan masuk ke neraka Jahim akibat langgeng dalam kekafirannya. Sementara itu, orang yang menempuh jalan kebenaran akan selamat dari tipu daya setan sehingga selamat dari siksa neraka.

164.

وَمَا مِنَّا إِلَّا لَهُ مَقَامٌ مَّعْلُومٌ

Wa maa minnasa illaa lahoo maqaamum ma'loom
Arti:
Dan tidak satu pun di antara kami (malaikat) melainkan masing-masing mempunyai kedudukan tertentu,
Tafsir:
Malaikat bukanlah anak-anak perempuan Allah sebagaimana tuduhan orang musyrik. Mereka hanyalah hamba-hamba Allah yang patuh pada perintah-Nya. Malaikat berkata, “Dan tidak satu pun di antara kami melainkan masing-masing mempunyai kedudukan tertentu dalam melaksanakan tugas dan mengabdi kepada Allah,

165.

وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ

Wa innaa llanah nus saaffoon
Arti:
dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah).
Tafsir:
dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan untuk melaksanakan perintah-Nya.

166.

وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ

Wa innaa lanah nul musabbihoon
Arti:
Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih (kepada Allah).
Tafsir:
Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih, menyucikan dan mengagungkan asma-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya.

167.

وَإِن كَانُوا لَيَقُولُونَ

Wa in kaanoo la yaqooloon
Arti:
Dan sesungguhnya mereka (orang kafir Mekah) benar-benar pernah berkata,
Tafsir:
Orang-orang kafir selalu mencari pembenaran atas kekafiran mereka, tidak terkecuali mereka yang hidup sebelum Nabi Muhammad. Dan sesungguhnya mereka benar-benar pernah berkata,

168.

لَوْ أَنَّ عِندَنَا ذِكْرًا مِّنَ الْأَوَّلِينَ

Law anna 'indana zikram minal awwaleen
Arti:
”Sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu,
Tafsir:
“Sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari Allah yang dibawa oleh seorang rasul sebagaimana Taurat dan Injil yang diturunkan kepada orang-orang dahulu,

169.

لَكُنَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ

Lakunna 'ibaadal laahil mukhlaseen
Arti:
tentu kami akan menjadi hamba Allah yang disucikan (dari dosa).”
Tafsir:
tentu kami akan menjadi hamba Allah yang disucikan dari dosa. Kami akan beriman kepada Allah, beribadah dengan ikhlas, dan tidak akan mengingkari syariat yang diturunkan kepada kami.”

170.

فَكَفَرُوا بِهِ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

Fakafaroo bihee fasawfa ya'lamoon
Arti:
Tetapi ternyata mereka mengingkarinya (Al-Qur'an); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu).
Tafsir:
Akan Tetapi, setelah Allah menurunkan Al-Qur’an kepada mereka sebagai pedoman untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, ternyata mereka mengingkarinya (Lihat pula: Surah Fàtir/35: 42), maka kelak mereka akan mengetahui akibat keingkaran mereka itu.

171.

وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ

Wa laqad sabaqat Kalimatunaa li'ibaadinal mursa leen
Arti:
Dan sungguh, janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,
Tafsir:
Sekalipun para rasul menghadapi rintangan berat dalam dakwahnya, pada akhirnya kebenaran akan menang, sesuai janji Allah. Dan sungguh, janji Kami telah tetap sejak semula bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,

172.

إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنصُورُونَ

Innaa hum lahumul mansooroon
Arti:
(yaitu) mereka itu pasti akan mendapat pertolongan.
Tafsir:
yaitu bahwa mereka itu pasti akan mendapat pertolongan dari Allah.

173.

وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ

Wa inna jundana lahumul ghaaliboon
Arti:
Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang.
Tafsir:
Dan benarlah, sesungguhnya bala tentara Kami, para rasul dan pengikut mereka, itulah yang pasti menang karena telah membela agama Allah (Lihat pula: Surah Gàfir/40: 51).

174.

فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّىٰ حِينٍ

Fatawalla 'anhum hatta heen
Arti:
Maka berpalinglah engkau (Muhammad) dari mereka sampai waktu tertentu,
Tafsir:
Wahai Nabi Muhammad, demikianlah janji Allah. Maka berpalinglah engkau dari mereka yang musyrik itu sampai waktu tertentu, yaitu waktu datangnya azab bagi mereka di dunia atau datangnya dukungan Allah yang menguatkan dan memenangkanmu atas mereka.

175.

وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ

Wa absirhum fasawfa yubsiroon
Arti:
dan perlihatkanlah kepada mereka, maka kelak mereka akan melihat (azab itu).
Tafsir:
Dan perlihatkanlah kepada mereka gambaran azab yang akan Allah timpakan kepada orang-orang yang ingkar, maka kelak mereka akan melihat dan merasakan azab itu.

176.

أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ

Afabi'azaabinaa yasta'jiloon
Arti:
Maka apakah mereka meminta agar azab Kami disegerakan?
Tafsir:
Setelah engkau laksanakan perintah Allah tersebut, maka perhatikanlah apakah mereka merasa takut atau bergeming seraya meminta kepadamu, dengan nada mengejek, agar azab Kami disegerakan menimpa mereka.

177.

فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنذَرِينَ

Fa izaa nazala bisaahatihim fasaaa'a sabaahul munzareen
Arti:
Maka apabila (siksaan) itu turun di halaman mereka, maka sangat buruklah pagi hari bagi orang-orang yang diperingatkan itu.
Tafsir:
Maka sungguh, apabila azab itu benar-benar turun di halaman atau pekarangan rumah mereka, maka sangat buruklah pagi hari tersebut bagi orang-orang yang diperingatkan itu. Mereka menyaksikan azab itu tetapi tidak mampu menyelamatkan diri dan harta mereka. Itulah hari kekalahan mereka.

178.

وَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّىٰ حِينٍ

Wa tawalla 'anhum hattaa heen
Arti:
Dan berpalinglah engkau dari mereka sampai waktu tertentu.
Tafsir:
Dan jika mereka tetap angkuh dan sombong setelah engkau peringatkan, berpalinglah engkau dari mereka sampai waktu tertentu ketika mereka menerima azab Allah.

179.

وَأَبْصِرْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ

Wa absir fasawfa yubsiroon
Arti:
Dan perlihatkanlah, maka kelak mereka akan melihat (azab itu).
Tafsir:
Dan perlihatkanlah kembali gambaran azab itu kepada mereka, maka kelak mereka benar-benar akan melihat azab itu datang akibat kekafiran mereka.

180.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ

Subhaana Rabbika Rabbil 'izzati 'amma yasifoon
Arti:
Mahasuci Tuhanmu, Tuhan Yang Mahaperkasa dari sifat yang mereka katakan.
Tafsir:
Mahasuci Tuhanmu, Pemilik kemuliaan yang hakiki, Tuhan Yang Mahaperkasa lagi suci dari sifat tidak baik yang mereka katakan dan nisbatkan kepada-Nya.

181.

وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ

Wa salaamun 'alalmursaleen
Arti:
Dan selamat sejahtera bagi para rasul.
Tafsir:
Dan Allah menyampaikan ucapan selamat sejahtera bagi para rasul pembawa risalah.

182.

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Walhamdu lillaahi Rabbil 'aalameen
Arti:
Dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.
Tafsir:
Dan ungkapan yang pantas ditujukan kepada Allah adalah pengakuan bahwa segala puji hanya layak bagi Allah Tuhan seluruh alam. Dia Mahakuasa, Maha Esa, dan Mahaperkasa. Dia menolong hamba-Nya yang berhak dan menyiksa siapa saja yang menentang risalah-Nya.